Orbital setengah penuh dapat terjadi karena setiap unsur memiliki kecenderungan untuk stabil. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa sifat unsur lebih stabil apabila orbital dalam suatu atom unsur terisi elektron tepat ½ penuh atau tepat penuh, terutama orbital-orbital d dan f (5 elektron atau 10 elektron untuk orbital-orbital d dan 7 elektron atau 14 elektron untuk orbital-orbital f). Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan konfigurasi elektron dalam pengisian elektron. Penyimpangan pengisian elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada orbital subkulit d dan f. Apabila elektron pada orbital d dan f kurang 1 elektron dari setengah penuh/penuh, maka untuk menggenapinya, diambil 1 elektron dari orbital s yang terdekat. Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada d4, d8 atau d9 tersebut, maka satu atau semua elektron pada orbital s (yang berada pada tingkat energi yang lebih rendah dari d) pindah ke orbital subkulit d. Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa : “suatu elektron mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron yang lebih stabil.....untuk konfigurasi elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh/ setengah penuh.”
Pada orbital f , seperti penyimpangan konfigurasi dalam orbital d, juga mengalami penyimpangan. Penyimpangan dalam pengisian elektron dalam orbital ini disebabkan oleh tingkat energi orbital saling berdekatan hampir sama. Penyimpangan ini berupa berpindahnya satu atau dua elektron dari orbital f ke orbital d.
Aturan orbital setengah penuh ini berlaku pada golongan I B dan
Contoh:
menjadi
24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p66 4s1 3d5
29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
menjadi
29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
halo! pati pada tersesat di sini juga ya adek-adek kelas xi ipa buat ngerjain tugasnya?? hehe
BalasHapus