Sabtu, 07 Januari 2012

Tugas Kelompok

Tugas Kelompok, Efektifkah?

"Untuk tugas kali ini kalian mengerjakannya dalam kelompok, maksimal 4 orang. Kalian boleh menentukan anggota kelompoknya sendiri"

Kalimat ini kini sering terlontar dari mulut guru manapun. Rasanya, kini semua guru telah dilatih agar dapat fasih dalam mengucapkannya. Contohnya, baru 3 hari masuk sekolah setelah libur natal dan tahun baru yang gak panjang-panjang amat, saya sudah mendapat 6 TUGAS BERKELOMPOK!! Kalau 3 hari aja udah ada 6 tugas +++ (belum termasuk tugas-tugas lainnya)gimana 6 bulan ya?? Rasanya tuh rumus untuk mencari jumlah tugas selama 1 th = 2 1 yotta x 365 hari (1 yotta = 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000). Hehehe.
Ok, balik ke masalah kelompok. Memang sih, tujuan dari tugas berkelompok itu baiiiiikkkkk buanget. Maunya sih agar:
  1. Semua anak bisa bergaul (bener ga ya?)
  2. Melatih kerja sama
  3. Meringankan pekerjaan murid
  4. Memudahkan koreksi
  5. Dan sejuta manfaat baik lainnya (yang sekarang belum terpikirkan)

Yah, kalau ditilik-tilik sih emang bagus ya. Apalagi kalau temen-temen sekelompok enak semua. Tapi, kebanyakan yang terjadi adalah:
  1. Hanya beberapa orang yang kerja (dalam matematika "beberapa" artinya "paling sedikit satu")
  2. ADA yang cuma numpang nama (dalam matematika again.. "ada" berarti "beberapa")
  3. Susah untuk mencari teman kelompok
  4. Ada yang mau kerja sendiri (dibantu gak mau)
  5. Ada yang gak mau kerja (nah lo!)
  6. Ada yang ngobrol doang lah
  7. Ada yang internetnya mati, printernya rusak, flashdisknya ketinggalan, kepalanya copot, kupingnya ketuker sama gagang telpon, dan sejuta alasan lain
  8. Pembagian tugas yang tidak mengikuti kaidah pancasila butir nomor 5
  9. Ada yang menjadi "sisa" (asli, itu nggak enak banget. kenapa semua kelas di dunia itu sama kejamnya sih?)
  10. Ada yang jadi rebutan (ini juga nggak kalah nggak enaknya. Nggak enak juga kan nolak kalian semua yang udah ngantri 7 hari 7 malem?)
  11. Ada yang mau ngerjain pake cara bagaikan mendirikan benang basah (cara baca: "ribet")
  12. Ada yang "yang penting jadi!"
  13. Ada yang nunggu detik-detik terakhir
  14. Ada yang sedetik setelah tugasnya dikasih udah kelar
Itulah kisah Galih dan Ratna... Lho kok? Salah,salah!
Itulah warna warni kehidupan, bagaimana menurutmu? efekifkah sebenarnya kerja kelompok itu?

2 komentar:

  1. Sebenernya ini juga yg pengen aku bilang sama guru2 jaman sekarang dev!Semua serba kelompok dan ga ada yang ngatur,gurunya juga males kali ya.Apa mereka tahu kalau banyak masalah tercipta dibalik kelompok ini?contohnya di klas aku yg selalu menjauhi beberapa org dgn alasan tertentu,dia males lah ato nyebelin,kasian tau mereka yg dgituin!Blom lagi pemilihan kasta dalam kelompok itu,ada yang maunya sama temen2nya aja , ada yg maunya sama yg pinter2 bgt doang ,mau sama yg bisa dimanfaatin doang,dsb....Kyk KGGKT di klas ku gtu!Selalu mo bersepuluh n ga mau membaur sehingga apa yg jadi tujuan baik agar bisa membaurpun hilang dan tak tercapai.Kalo mau mending agar efektif,guru harus ikut campur tangan! coba amati prosesnya n kdg2 atur ndiri gtu biar terus gantian temen sekelompoknya,ya dsb lah ya,blom kepikiran skrg tadi malah lupa.hhe

    BalasHapus
  2. emang tau... sama juga dong.. ada yg jadi rebutan, ada yg jd buangan, kan gea enak.. malah skrg k***ia juga ada lg..

    BalasHapus

Feel free to drop your comment.. Thanks! :D

 

Celoteh si Devi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates