Senin, 24 September 2012
Forko KIR Recis: Tambah Wawasan dengan Seru!
Demikian sambutan hangat yang diberikan tatkala mengunjungi blog ini. Blog yang beralamatkan di http://forkokir-recisjkt.blogspot.com tersebut memang berisikan arikel-artikel yang berkaitan dengan sains dan lingkungan sekitar yang tentunya akan menambah wawasan Anda.
Dengan tampilan yang sederhana, pembaca akan lebih terfokus pada isi artikel yang sangat bermanfaat. Selain itu, penggunaan widget yang tidak berlebihan membuat waktu untuk memuat laman ini dapat terbilang cukup cepat.
Artikel-artikel yang terdapat di dalam blog ini merupakan hasil karya teman-teman yang tergabung dalam Forum Komunikasi Karya Ilmiah Remaja yang diselenggarakan di SMA Regina Pacis Jakarta. Artikel-artikel tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan Anda dengan mudah, cepat, dan mengasyikan!
Jadi, tunggu apalagi? Segera kunjungi http://forkokir-recisjkt.blogspot.com untuk memuaskan Anda yang penuh rasa keingintahuan! :D
Sabtu, 15 September 2012
Jangan Hanya Melihat Keatas!
Tidak baik jika kita menutup-nutupi
kelemahan dan kegagalan dengan
banyak alasan. Terimalah, dan hadapilah
kegagalan itu sebagai pengalaman dan
pelajaran berharga, agar bisa jadi
pedoman dan tuntunan untuk mencapai
kemajuan dan keberhasilan yang lebih
berarti di kemudian hari.
Kita tahu bahwa dunia ini selalu
berputar. Adakalanya manusia ada di
bawah, atau sebaliknya ada di atas.
Ada orang bertanya kepada saya,
bagaimana dengan kenyataan yang
sering kita lihat begitu banyak
orang-orang yang selalu di bawah?
Bukankah mereka juga tinggal di bumi
yang sama dengan orang-orang yang
mampu dan kuat berada di atas? Sering
kita lihat orang-orang yang sudah di
atas malah semakin ke atas.
Temanku, pandangan itu semua
hanyalah ironi. Kita tidak pernah
tahu apa yang terjadi pada mereka
yang sudah ada di atas. Kebanyakan
di antara kita melihat mereka yang di atas
selalu dari 'materi' atau jabatan.
Namun percayalah, setiap orang
mengalami pasang surut.
Belajarlah dari orang-orang yang
sudah ada di atas, dan orang-orang
yang berada di bawah. Jangan hanya
melihat ke atas.
Banyak pelajaran yang bisa diambil
dari keduanya, yang bisa engkau
jadikan bekal tuk menjadi pribadi
yang luhur bijaksana, sukses lahir
dan batin.
Pepatah mengatakan:
"Kebesaran seseorang tidak terlihat
ketika dia berdiri dan memberi
perintah. Kebesaran seseorang akan
terlihat ketika dia berdiri sama
tinggi dengan orang lain, dan
membantu orang lain untuk
mengeluarkan yang terbaik dari diri
mereka untuk mencapai sukses" - Prof.
G. Arthur Keough
Janganlah suka cari alasan untuk
menutupi kegagalan. Sebaliknya,
carilah terus 'cara' untuk menggapai
keberhasilan.
Salam hangat dari sahabatmu,
~ Ahira
Orbital Setengah penuh
Orbital setengah penuh dapat terjadi karena setiap unsur memiliki kecenderungan untuk stabil. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa sifat unsur lebih stabil apabila orbital dalam suatu atom unsur terisi elektron tepat ½ penuh atau tepat penuh, terutama orbital-orbital d dan f (5 elektron atau 10 elektron untuk orbital-orbital d dan 7 elektron atau 14 elektron untuk orbital-orbital f). Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan konfigurasi elektron dalam pengisian elektron. Penyimpangan pengisian elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada orbital subkulit d dan f. Apabila elektron pada orbital d dan f kurang 1 elektron dari setengah penuh/penuh, maka untuk menggenapinya, diambil 1 elektron dari orbital s yang terdekat. Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada d4, d8 atau d9 tersebut, maka satu atau semua elektron pada orbital s (yang berada pada tingkat energi yang lebih rendah dari d) pindah ke orbital subkulit d. Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa : “suatu elektron mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron yang lebih stabil.....untuk konfigurasi elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh/ setengah penuh.”
Pada orbital f , seperti penyimpangan konfigurasi dalam orbital d, juga mengalami penyimpangan. Penyimpangan dalam pengisian elektron dalam orbital ini disebabkan oleh tingkat energi orbital saling berdekatan hampir sama. Penyimpangan ini berupa berpindahnya satu atau dua elektron dari orbital f ke orbital d.
Aturan orbital setengah penuh ini berlaku pada golongan I B dan
Contoh:
menjadi
24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p66 4s1 3d5
29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9
menjadi
29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10
Losar, Tibetan New Year Celebration
Losar festival is celebrated by Tibetan people. It is marked with ancient ceremonies that represents the struggle between good and evil, by chanting, and by passing fire torches through the crowds.
These are the main celebrations:
Day 1: Lama Losar
The devout Tibetan Buddhist begins the new year by honoring their dharma teacher. Guru and disciple greet each other with wishes of peace and progress. It is also traditional to offer sprouted barley seeds and buckets of tsampa (roasted barley flour with butter) and other grains on home altars to ensure a good harvest. Laypeople visit friends to wish them Tashi Delek -- "auspicious greetings"; loosely, "very best wishes."
His Holiness the Dalai Lama and other high lamas gather in a ceremony to make offerings to the high dharma protectors (dharmapalas), in particular the dharmapala Palden Lhamo, who is a special protector of Tibet. The day also includes sacred dances and debates of Buddhist philosophy.
Day 2: Gyalpo Losar
The second day of Losar, called Gyalpo or "King's" Losar, is for honoring community and national leaders. Long ago it was a day for kings to hand out gifts at public festivals. In Dharamsala, His Holiness the Dalai Lama exchanges greetings with officials of the Tibetan government in exile and with visiting foreign dignitaries.
Day 3: Choe-kyong Losar
On this day, laypeople make special offerings to the dharma protectors. They raise prayer flags from hills, mountains and rooftops and burn juniper leaves and incense as offerings. The dharmapalas are praised in chant and song and asked for blessings.
This ends the spiritual observance of Losar. However, the subsequent parties may go on for another 10 to 15 days.
The celebration of Losar predates Buddhism in Tibet and can be traced back to the pre-Buddhist Bön period. The festival is said to have begun when an old woman named Belma introduced the measurement of time based on the phases of the moon. This festival took place during the flowering of the apricot trees of the Lhokha Yarla Shampo region in autumn, and it may have been the first celebration of what has become the traditional farmers' festival. It was during this period that the arts of cultivation, irrigation, refining iron from ore and building bridges were first introduced in Tibet. The ceremonies which were instituted to celebrate these new capabilities can be recognized as precursors of the Losar festival. Later when the rudiments of astrology, based on the five elements, were introduced in Tibet, this farmer's festival became what we now call the Losar or New Year's festival.