Selasa, 12 Maret 2013

Ketika Tenar Menjadi Utama (Cerpen)

Cerpen ini telah di muat di mading Makers yang telah diikutsertakan dalam lomba mading di Untar.. enjoy! :D



"Ya, hari ini jadi kan?" bisik Tyo kepada Arya, teman semejanya sejak kelas X.


"Jadi apaan?" sahut Arya pelan.

"Ah, gak usah pura-pura lupa deh! Baru aja dibahas tadi pagi!” balas Tyo geram. Teriakan Tyo menjadikannya pusat perhatian seisi kelas, termasuk Pak Dani.

"Kalau mau ngobrol, sana di luar! Keluar sekarang juga! KELUAR!"

Arya menundukkan kepalanya sambil berjalan keluar kelas diiringi Tyo yang nampak kegirangan. Benar-benar kontras. Mereka akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktu di kantin.

Selama ini, Arya dikenal sebagai murid yang cerdas dan penurut. Ia merupakan anak kesayangan para guru di sekolahnya. Namun, Arya sering dikucilkan karena ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Ia pun akhirnya diasuh oleh pamannya yang berprofesi sebagai pembuat batu bata. Sedangkan adik Arya, Deny, memilih untuk tetap tinggal bersama kedua orang tuanya.

"Seburuk apapun mereka, aku harus menjadi anak yang berbakti," kilah Deny saat diajak pindah oleh Arya setahun yang lalu.

"Tapi disini kamu mesti kerja sebelum dan sepulang sekolah. Bagaimana kamu bisa konsentrasi sekolah, Deny?" Jujur saja, sebenarnya ia tak tega melihat adiknya yang bekerja siang malam sebagai loper koran dan pengamen, membanting tulang sendirian demi menghidupi keluarga kecilnya itu.

"Aku nggak mau. Aku mau berbakti sama mereka!"

Sejak saat itu, mereka hanya berkomunikasi lewat pesan singkat. Menurut kabar terakhir yang didapatnya, Deny baru saja memasuki sebuah SMP Negeri di dekat rumahnya.

Tyo menepuk pundak Arya keras. Arya yang sedang melamun terlonjak kaget.

"Jadi gimana nih? Mau ikut nggak?" kata Tyo setengah memaksa.

Tyo sering memesan batu bata buatan paman Arya. Mulanya, Arya tak ambil pusing akan hal tersebut. Namun, setelah mengetahui bahwa batu tersebut digunakannya untuk tawuran, Arya bimbang. Hari ini Tyo kembali memesan dua lusin batu bata. Arya sudah menduga bahwa Tyo akan melakukan tawuran lagi sore ini. Tapi, Arya sama sekali tak mengira jika Tyo akan menawarinya untuk turut serta dalam tawuran hari ini.
"Emang kenapa sih harus ikut?" tanya Arya.

"Ini tawuran langka loh, lo bakalan beruntung banget bisa ikutan. Lagian, kalo lo ikut, lo gak bakal dikucilin lagi," bujuk Tyo.

Kalau aku ikut pasti aku akan lebih disegani di sekolah. Selain itu, hitung-hitung aku juga membantu paman menjajakan batu batanya. Jadi semuanya untung, batin Arya dalam hati.

"Baiklah, aku ikut!" ujar Arya dengan keyakinan semu.
~~~~
Arya berdiri tepat di samping Tyo. Mereka berada di deretan depan, menandakan merekalah yang memimpin tawuran ini. Tak lama berselang, munculah serombongan anak lelaki berbalutkan kemeja putih dan celana pendek biru. Arya terperangah. Murid-murid SMP! Jadi ini yang dimaksud Tyo sebagai tawuran langka? SMA melawan SMP?

"Ya, kali ini gue kasih lo kehormatan buat memimpin. Sana, maju ke depan!” desak Tyo sambil mendorong Arya keras.

"A...aku? Tapi aku nggak tahu gimana caranya," sahut Arya. Entah mengapa kakinya kini terasa lemas.

"Gampang kok, tinggal teriak 'SERAANGG!' terus lempar deh batunya. Ayo maju!”

Akhirnya, kini Arya berdiri sendiri di depan. Sekilas matanya memindai lawan-lawannya. Ada yang berambut keriting, berkulit sawo matang, bertubuh kurus kering, dan.... Astaga! Arya hampir tak mempercayai penglihatannya. Ada Deny! Deny balas menatapnya dengan tatapan terkejut. Sepertinya ia tak menduga akan bertemu kakaknya dalam situasi seperti ini.

Seketika batu bata Arya terlepas dari tangannya dan menumbuk tanah dengan keras. Mata Arya mulai berkunang-kunang.

"Arya! Lo kenapa? Buruan mulai!" Tyo mendesaknya.

Dari kejauhan, dilihatnya Deny menggelengkan kepala.

Arya menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tak lama kemudian, ia pun memungut batu batanya yang tadi sempat terjatuh. Sambil menahan isak tangis, ia berseru membelah langit senja.

“SERAAANGG!!!”

0 komentar:

Posting Komentar

Feel free to drop your comment.. Thanks! :D

 

Celoteh si Devi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates