Jumat, 18 April 2014

TMII Tak Lekang oleh Waktu

Jika ada yang bertanya, kota apa yang ingin Anda kunjungi? Wah, pasti banyak yang berlomba-lomba mengabsen nama-nama kota di luar negeri, entah itu London, Las Vegas, San Francisco, Los Angeles, Beijing, Taipei, Toronto, Hawaii, dan sebagainya. Hanya segelintir orang yang tertarik untuk mengunjungi kota-kota di tanah airnya sendiri. Coba saja tengok, berapa banyak rekan-rekan yang sudah mencicipi keindahan wisata di luar negeri namun buta akan negerinya sendiri? Padahal, keliling Indonesia juga tak kalah menyenangkan loh.

Keterbatasan waktu dan biaya, apalagi mengingat luasnya wilayah kepulauan Indonesia ini sering menjadi penghalang untuk menyusuri setiap kota di Indonesia. Andai saja ada miniatur Indonesia, tempat kita semua dapat menikmati keindahan budaya Indonesia hanya dalam satu hari...

Eits, memang ada kok tempatnya! Mimpi itu sudah diwujudkan 39 tahun yang lalu, tepatnya 20 April 1975. Bermula dari keinginan Ibu Tien Soeharto untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta kepada bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia, dibangunlah miniatur Indonesia "Indonesia Indah" yakni Taman Mini "Indonesia Indah" (TMII).

Peresmian TMII (tamanmini.com)

Pasti banyak yang sedang bernostalgia, teringat jaman SD ketika TMII menjadi destinasi wajib karyawisata. Saya juga terkenang saat-saat mengunjungi museum-museum di sana, melihat aneka rumah daerah, masuk Teater Keong Emas, juga melihat aneka tanaman yang tumbuh subur. TMII-lah yang mengenalkan saya pertama kali pada tanaman putri malu yang menurut saya lucu dan unik, bisa menguncupkan daun-daunnya ketika disentuh. Benar-benar mirip seorang putri yang pemalu!

Apa saja yang bisa dinikmati dari TMII? Yang pertama dan terutama, tentu saja 33 anjungan yang mewakili 33 provinsi di Indonesia. Rasakan pesona Indonesia lewat aneka rumah adat, pakaian adat, senjata khas, kerajinan tangan, dan perabot sehari-hari yang dipamerkan di sana. Lalu, danau berisi pulau-pulau mini yang dibentuk menyerupai kepulauan Indonesia juga wajib dikunjungi. Serunya lagi, dengan Perahu Angsa kita dapat melihat pulau-pulau tersebut dari dekat. Bagi pencinta seni, sangat disarankan untuk mengunjungi Desa Seni Kerajinan, Sasana Kriya, Pasar Buku Langka, serta Swargaloka Art & Gallery yang menyajikan karya seni dari pelosok nusantara.


Istana Anak-anak Indonesia (wikipedia.org)

Buat anak-anak atau adik-adik Anda histeris dengan membawa mereka ke Istana Anak Anak Indonesia (IAAI) juga ke Snowbay Waterpark, taman rekreasi air kelas dunia. Jangan lupa mencoba kereta gantung dan Aeromovel, kereta tenaga angin satu-satunya di Indonesia. Ada juga Pemancingan Telaga Mina dan yang paling berkesan: Teater IMAX Keong Emas, bangunan dengan bentuk seperti keong tempat menonton film atau panorama Indonesia. Teater 4D (D'Motion) juga menawarkan hal serupa namun dalam bentuk 4 dimensi! Guncangan, hembusan angin, bahkan cipratan air membuat adegan dalam film terasa begitu nyata. Oh ya, ada juga Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika, tempat pagelaran dan teater yang merupakan gedung baru. 


Taman Mini dalam 30 detik (youtube TMII)


Aneka museum untuk memperkaya wawasan dan belajar dari masa lalu juga dapat ditemukan di TMII seperti Museum Minyak & Gas Bumi, Museum Transportasi, Museum Indonesia Komodo, Museum Listrik & Energi Baru, Museum Telekomunikasi, Museum Penerangan, Museum Bay’at al-Qur’an, Museum Keprajuritan, Museum Serangga, Museum Asmat, Museum Olah Raga, Museum Timor Timur, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Perangko, Museum Pusaka dan Museum Indonesia. Saya sendiri pernah mengunjungi lima museum di sana yakni Museum Transportasi, Museum Telekomunikasi, Museum Penerangan, Museum Serangga, dan Museum Perangko. Kesan saya, museum-museum yang berada di TMII bersih, rapi, dan koleksi-koleksinya terawat dengan baik, terlebih setiap koleksi dilengkapi dengan penjelasan singkat. PP IPTEK juga wajib dimasukkan ke dalam daftar ketika sedang mengunjungi TMII. Di sana, ragam peralatan berbau sains dan teknologi dapat dipraktekan secara langsung!

Gelar Taman Satwa Taman Konservasi dari Menteri Kehutanan terbukti bukan sekadar gelar dan dapat dilihat langsung di aneka taman yang tersedia. Pertama, Taman Aquarium Air Tawar, taman biota air tawar terbesar dan terlengkap kedua di dunia serta terbesar di Asia akan mengundang decak kagum Anda. Penelitian dan observasi berkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan peluang bisnis ikan hias juga bebas dilakukan di sini. Lalu Taman Burung berisi 100 jenis burung (30 jenis diantaranya merupakan jenis-jenis yang dilindungi dan langka) yang sering mengadakan lomba burung sebagai sarana mengenal lebih dalam mengenai burung, serta sebagai tempat penelitian bagi mahasiswa. Taman Apotik Hidup dengan koleksi sekitar 400 jenis tanaman obat asli Indonesia, Taman Melati yang berisi aneka jenis tanaman melati dan tanaman hias, Taman Kupu-Kupu, Taman Reptilia, dan Taman Kaktus juga tidak kalah mengagumkan.

Peta TMII yang cantik akan memandu Anda, klik untuk memperbesar! (tamanmini.com) Untuk peta interaktifnya yang super canggih, tengok di sini -> http://tamanmini.com/tmii.php

Kini, TMII mengusung 'NEGERIKU SATOE INDONESIA'sebagai tema ulang tahunnya yang ke-39. Bukan TMII 'mati segan, hidup tak mau' yang saya lihat ketika TMII yang akan menginjak usia ke-39, namun TMII yang masih segar dan aktif melestarikan budaya Indonesia, membagikan segala ilmu dan kebahagiaannya, juga memanggil suara hati kecil masyarakat untuk tetap bangga dan cinta akan Indonesia. 

Dirgahayu TMII! (tamanmini.com)

Destinasi-destinasi baru yang kelihatannya lebih modern dan bergengsi seperti mal mungkin telah merebut kursi TMII sebagai wahana rekreasi keluarga. Namun TMII sebaiknya terus bersaing dan berjuang tetap eksis dan kembali menjadi paket wisata komplit yang menghibur sekaligus mendidik. 

Menurut saya, kebijakan TMII untuk menjaga harga tiket masuk tetap 'ramah untuk kantong' merupakan langkah yang bijaksana. Aneka kegiatan seperti perayaan ulang tahun yang akan diadakan 20 April 2014 juga turut menarik minat, apalagi pengunjung pada hari tersebut bebas biaya masuk alias FREE! Untuk tanggal 21-25 April 2014, ada promo beli satu gratis satu tiket masuk TMII, cocok untuk rombongan! Namun, sepertinya acara tersebut kurang terdengar gaungnya. Teman-teman dan keluarga saya tidak mengetahuinya jika tidak saya beritahu. TMII mungkin dapat mempromosikan acara-acaranya secara lebih aktif, baik lewat sosial media, televisi, radio, media cetak, serta kunjunagn langsung ke tempat-tempat publik seperti mal, taman, atau sekolah. Semoga rencana aplikasi di App Store, Google Play, dan BlackBerry bisa segera hadir.

Mengingat lengkapnya sarana rekreasi serta pembelajaran, TMII bisa lebih digalakkan sebagai salah satu objek wisata para turis. Turis dapat menginap di hotel yang terdapat di kawasan TMII dan mengenal budaya sambil keliling Indonesia mini di sini. Apalagi ada sarana rekreasi anak-anak, aneka museum dan taman, teater, serta 33 anjungan daerah yang memberikan gambaran utuh Indonesia. Tinggal tambah pemandu wisata yang fasih berbahasa inggris deh, atau bisa juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa public relation atau jurusan bahasa Inggris untuk memandu para turis, tentunya setelah diberi pembekalan mengenai budaya Indonesia.

  Taman Mini dalam 3 Menit (youtube TMII)

Modernisasi lewat penambahan fasilitas menurut saya perlu dilakukan, misalnya menempatkan beberapa smart screen secara tersebar yang memberikan informasi seputar informasi acara terkini, petunjuk jalan, juga riwayat singkat TMII. Smart screen ini juga bisa ditempatkan di tiap anjungan sehingga informasi dari tiap daerah bisa disajikan secara lebih atraktif karena dilengkapi audio visual seperti bahasa daerah, video tarian daerah, juga lagu daerah. Pengadaan hotspot yang menyediakan wi-fi juga bisa menjadi daya tarik tersendiri, apalagi bagi remaja yang seakan tak bisa lepas dari gawai (gadget) nya. Jadi, mereka bisa langsung mengunggah foto dan status terkini ketika berada di TMII. 

Mengemas acara-acara berbau kebudayaan Indonesia dengan menarik juga perlu, misalnya festival kuliner Nusantara di mana tiap anjungan menyajikan makanan khas daerahnya masing-masing. Saya membaca di web TMII, akan diadakan Festival Karya Kuliner Khas Nusantara yang serupa dengan ide saya, semoga berjalan lancar dan dapat menjadi acara rutin! Atau mungkin gebyar jamu Nusantara di Taman Apotik Hidup yang menguak manfaat serta cara memanfaatkan dan meramu tanaman obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Pameran mainan asli Indonesia juga menarik untuk diadakan. Perlombaan dan pengajaran seputar budaya Indonesia bagi pelajar dan mahasiswa yang diadakan secara berkala seperti tari daerah, lagu daerah, bahasa daerah, dan lainnya juga dapat menumbuhkan minat serta kecintaaan terhadap budaya Indonesia. Bisa juga nanti ketika hari Kartini, TMII mengadakan parade keliling anjungan atau lomba pakaian adat! Wah, pasti seru sekali! Untuk program edukasi, menurut saya kunjungan karyawisata sekolah yang diadakan sudah cukup baik. 



Akhir kata, tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan tulisan saya. Kinerja TMII hingga saat ini patut diacungi seribu jempol, walau tentu masih ada yang perlu dikembangkan dan diperbaiki. Dirgahayu ke-39, semoga tambah matang, dewasa, dan semakin memper-SATOE-kan Indonesia!
 

Celoteh si Devi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang

Blogger Templates